ANGGARAN KHUSUS UNTUK EMPAT TAHUN KEDEPAN,INDONESIA DI TARGETKAN CIPTAKAN PESAWAT TEMPUR DAN TANK

Mock up pespur KFX Korsel
Pengembangan teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) menjadi prioritas pengkajian teknologi selama empat tahun mendatang. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapatkan tugas untuk menciptakan alutsista tingkat tinggi, selama periode Kabinet Kerja.

Kepala BPPT Unggul Priyanto menuturkan, tugas pengembangan teknologi alutsista itu merupakan hasil kordinasi penyusunan rencana kerja dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

“Bukan pesanan khusus dari Presiden Jokowi. Tetapi ini program pemerintah unggulan,” jelasnya di Jakarta kemarin.

Unggul mengatakan hasil koordinasi dengan dengan Bappenas itu, mereka diminta untuk mengkaji teknologi pembuatan kapal tempur, middle tank, dan radar untuk pertahanan.

“Akan disiapkan anggaran khusus untuk empat tahun ke depan,” tandasnya. Namun Unggul belum bisa merinci besaran anggaran untuk proyek raksasa itu.

Jika ketiga proyek pembuatan alutsista berjalan mulus, Unggul mengatakan sebagai pencapaian penting. Selain untuk menjaga kedaulatan bangsa, juga bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap perlengkapan tempur buatan luar negeri.

Menurut Unggul kemampuan peneliti Indonesia cukup mumpuni untuk menciptakan teknologi pembuatan middle tank dan pesawat tempur. Yang perlu dikawal terus adalah keseriusan pemerintah untuk mewujudkan program penguatan alutsista itu.

Dalam paparan akhir tahunnya itu, Unggul juga mengatakan BPPT bersama PT Dirgantara Indonesia (DI) telah berhasil menciptakan pesawat udara nir awak (PUNA) atau drone yang diberi nama Wulung. Unggul mengatakan perkembangan terkini PT DI sudah membuat tiga unit PUNA Wulung.

“Rencananya tahun depan ada lima pesanan lima unit PUNA Wulung lagi,” paparnya. Sehingga rencana membentuk satu skuadron (12 unit pesawat) PUNA Wulung dapat segera terwujud.

Post a Comment

2 Comments

  1. Mengingat budget kita sangat terbatas alangkah lebih baik dana yang ada kita konsentrasikan pada alutsista yang tidak bergerak seperti rudal dan radar.Kelebihan dari radar dan rudal adalah biaya operasionalnya yang rendah namun mampu memberi ancaman pada objek yang melanggar kedaulatan .Andai kita punya SAM jarak menengah tak kan ada lagi pesawat asing yang nyelonong masuk wilayah kita. Sementara untuk alutsista yang bergerak seperti pesawat,kapal dan tank butuh biaya operasional yang tinggi.Percuma saja punya pespur,kapal yang canggih tapi tak bisa kemana mana karena tak punya duit buat beli minyak.Utang bbm sama pertamina saja belum lunas.Apalagi tehnologi rudal dan radar sama sekali belum kita kuasai.Lebih baik bangun alat bantu untuk riset rudal seperti wind tunnel untuk supersonic agar bisa diuji roket dengan kecepatan supersonic dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
  2. Punya radar tp ga punya pesaawat ya berarti siap2 dinjek2 sama tetangga..walau punya sam ga bearrti wilayah aman.. Ga semua ancaman datang dari udara udara bung..!!! Apa kita akan total defensive.. Pertahanan terbaik adalah menyerang.. Sebelum musuh masuk wilayah ppertahanan, kita hancurkan ditempat dimemulai serangan.. Itu yg namanya pre-emptive strike... Jgn Asal jemplak..tong kosong sampean..Bersiaplah perang utk mencegah perang yg sesungguhnya..

    ReplyDelete